Mancing

Mancing
Ikan hiu

Kamis, 09 Februari 2012

Fwd: Shahih Bukhari

---------- Forwarded message ----------
From: ARYA FEBRIAN <afaryaaza55@gmail.com>
Date: Fri, 10 Feb 2012 09:05:19 +0700
Subject: Shahih Bukhari
To: dadangJuan <dadangjuandani@gmail.com>

ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻳَﺤْﻴَﻰ ﺑْﻦُ ﺑُﻜَﻴْﺮٍ ﻗَﺎﻝَ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﺍﻟﻠَّﻴْﺚُ ﻋَﻦْ ﻋُﻘَﻴْﻞٍ
ﻋَﻦْ ﺍﺑْﻦِ ﺷِﻬَﺎﺏٍ ﻋَﻦْ ﻋُﺮْﻭَﺓَ ﺑْﻦِ ﺍﻟﺰُّﺑَﻴْﺮِ ﻋَﻦْ ﻋَﺎﺋِﺸَﺔَ ﺃُﻡِّ
ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﺃَﻧَّﻬَﺎ ﻗَﺎﻟَﺖْ
ﺃَﻭَّﻝُ ﻣَﺎ ﺑُﺪِﺉَ ﺑِﻪِ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ
ﻣِﻦْ ﺍﻟْﻮَﺣْﻲِ ﺍﻟﺮُّﺅْﻳَﺎ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤَﺔُ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﻮْﻡِ ﻓَﻜَﺎﻥَ ﻟَﺎ ﻳَﺮَﻯ
ﺭُﺅْﻳَﺎ ﺇِﻟَّﺎ ﺟَﺎﺀَﺕْ ﻣِﺜْﻞَ ﻓَﻠَﻖِ ﺍﻟﺼُّﺒْﺢِ ﺛُﻢَّ ﺣُﺒِّﺐَ ﺇِﻟَﻴْﻪِ
ﺍﻟْﺨَﻠَﺎﺀُ ﻭَﻛَﺎﻥَ ﻳَﺨْﻠُﻮ ﺑِﻐَﺎﺭِ ﺣِﺮَﺍﺀٍ ﻓَﻴَﺘَﺤَﻨَّﺚُ ﻓِﻴﻪِ ﻭَﻫُﻮَ
ﺍﻟﺘَّﻌَﺒُّﺪُ ﺍﻟﻠَّﻴَﺎﻟِﻲَ ﺫَﻭَﺍﺕِ ﺍﻟْﻌَﺪَﺩِ ﻗَﺒْﻞَ ﺃَﻥْ ﻳَﻨْﺰِﻉَ ﺇِﻟَﻰ
ﺃَﻫْﻠِﻪِ ﻭَﻳَﺘَﺰَﻭَّﺩُ ﻟِﺬَﻟِﻚَ ﺛُﻢَّ ﻳَﺮْﺟِﻊُ ﺇِﻟَﻰ ﺧَﺪِﻳﺠَﺔَ
ﻓَﻴَﺘَﺰَﻭَّﺩُ ﻟِﻤِﺜْﻠِﻬَﺎ ﺣَﺘَّﻰ ﺟَﺎﺀَﻩُ ﺍﻟْﺤَﻖُّ ﻭَﻫُﻮَ ﻓِﻲ ﻏَﺎﺭِ ﺣِﺮَﺍﺀٍ
ﻓَﺠَﺎﺀَﻩُ ﺍﻟْﻤَﻠَﻚُ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺍﻗْﺮَﺃْ ﻗَﺎﻝَ ﻣَﺎ ﺃَﻧَﺎ ﺑِﻘَﺎﺭِﺉٍ ﻗَﺎﻝَ
ﻓَﺄَﺧَﺬَﻧِﻲ ﻓَﻐَﻄَّﻨِﻲ ﺣَﺘَّﻰ ﺑَﻠَﻎَ ﻣِﻨِّﻲ ﺍﻟْﺠَﻬْﺪَ ﺛُﻢَّ ﺃَﺭْﺳَﻠَﻨِﻲ
ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺍﻗْﺮَﺃْ ﻗُﻠْﺖُ ﻣَﺎ ﺃَﻧَﺎ ﺑِﻘَﺎﺭِﺉٍ ﻓَﺄَﺧَﺬَﻧِﻲ ﻓَﻐَﻄَّﻨِﻲ
ﺍﻟﺜَّﺎﻧِﻴَﺔَ ﺣَﺘَّﻰ ﺑَﻠَﻎَ ﻣِﻨِّﻲ ﺍﻟْﺠَﻬْﺪَ ﺛُﻢَّ ﺃَﺭْﺳَﻠَﻨِﻲ ﻓَﻘَﺎﻝَ
ﺍﻗْﺮَﺃْ ﻓَﻘُﻠْﺖُ ﻣَﺎ ﺃَﻧَﺎ ﺑِﻘَﺎﺭِﺉٍ ﻓَﺄَﺧَﺬَﻧِﻲ ﻓَﻐَﻄَّﻨِﻲ ﺍﻟﺜَّﺎﻟِﺜَﺔَ
ﺛُﻢَّ ﺃَﺭْﺳَﻠَﻨِﻲ ﻓَﻘَﺎﻝَ
{ ﺍﻗْﺮَﺃْ ﺑِﺎﺳْﻢِ ﺭَﺑِّﻚَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺧَﻠَﻖَ ﺧَﻠَﻖَ ﺍﻟْﺈِﻧْﺴَﺎﻥَ ﻣِﻦْ ﻋَﻠَﻖٍ
ﺍﻗْﺮَﺃْ ﻭَﺭَﺑُّﻚَ ﺍﻟْﺄَﻛْﺮَﻡُ }
ﻓَﺮَﺟَﻊَ ﺑِﻬَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﺮْﺟُﻒُ
ﻓُﺆَﺍﺩُﻩُ ﻓَﺪَﺧَﻞَ ﻋَﻠَﻰ ﺧَﺪِﻳﺠَﺔَ ﺑِﻨْﺖِ ﺧُﻮَﻳْﻠِﺪٍ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻬَﺎ
ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺯَﻣِّﻠُﻮﻧِﻲ ﺯَﻣِّﻠُﻮﻧِﻲ ﻓَﺰَﻣَّﻠُﻮﻩُ ﺣَﺘَّﻰ ﺫَﻫَﺐَ ﻋَﻨْﻪُ ﺍﻟﺮَّﻭْﻉُ
ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟِﺨَﺪِﻳﺠَﺔَ ﻭَﺃَﺧْﺒَﺮَﻫَﺎ ﺍﻟْﺨَﺒَﺮَ ﻟَﻘَﺪْ ﺧَﺸِﻴﺖُ ﻋَﻠَﻰ ﻧَﻔْﺴِﻲ
ﻓَﻘَﺎﻟَﺖْ ﺧَﺪِﻳﺠَﺔُ ﻛَﻠَّﺎ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪِ ﻣَﺎ ﻳُﺨْﺰِﻳﻚَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﺑَﺪًﺍ ﺇِﻧَّﻚَ
ﻟَﺘَﺼِﻞُ ﺍﻟﺮَّﺣِﻢَ ﻭَﺗَﺤْﻤِﻞُ ﺍﻟْﻜَﻞَّ ﻭَﺗَﻜْﺴِﺐُ ﺍﻟْﻤَﻌْﺪُﻭﻡَ ﻭَﺗَﻘْﺮِﻱ
ﺍﻟﻀَّﻴْﻒَ ﻭَﺗُﻌِﻴﻦُ ﻋَﻠَﻰ ﻧَﻮَﺍﺋِﺐِ ﺍﻟْﺤَﻖِّ ﻓَﺎﻧْﻄَﻠَﻘَﺖْ ﺑِﻪِ ﺧَﺪِﻳﺠَﺔُ
ﺣَﺘَّﻰ ﺃَﺗَﺖْ ﺑِﻪِ ﻭَﺭَﻗَﺔَ ﺑْﻦَ ﻧَﻮْﻓَﻞِ ﺑْﻦِ ﺃَﺳَﺪِ ﺑْﻦِ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟْﻌُﺰَّﻯ
ﺍﺑْﻦَ ﻋَﻢِّ ﺧَﺪِﻳﺠَﺔَ ﻭَﻛَﺎﻥَ ﺍﻣْﺮَﺃً ﻗَﺪْ ﺗَﻨَﺼَّﺮَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺠَﺎﻫِﻠِﻴَّﺔِ
ﻭَﻛَﺎﻥَ ﻳَﻜْﺘُﺐُ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏَ ﺍﻟْﻌِﺒْﺮَﺍﻧِﻲَّ ﻓَﻴَﻜْﺘُﺐُ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﺈِﻧْﺠِﻴﻞِ
ﺑِﺎﻟْﻌِﺒْﺮَﺍﻧِﻴَّﺔِ ﻣَﺎ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﻥْ ﻳَﻜْﺘُﺐَ ﻭَﻛَﺎﻥَ ﺷَﻴْﺨًﺎ
ﻛَﺒِﻴﺮًﺍ ﻗَﺪْ ﻋَﻤِﻲَ ﻓَﻘَﺎﻟَﺖْ ﻟَﻪُ ﺧَﺪِﻳﺠَﺔُ ﻳَﺎ ﺍﺑْﻦَ ﻋَﻢِّ ﺍﺳْﻤَﻊْ ﻣِﻦْ
ﺍﺑْﻦِ ﺃَﺧِﻴﻚَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟَﻪُ ﻭَﺭَﻗَﺔُ ﻳَﺎ ﺍﺑْﻦَ ﺃَﺧِﻲ ﻣَﺎﺫَﺍ ﺗَﺮَﻯ
ﻓَﺄَﺧْﺒَﺮَﻩُ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺧَﺒَﺮَ ﻣَﺎ
ﺭَﺃَﻯ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟَﻪُ ﻭَﺭَﻗَﺔُ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟﻨَّﺎﻣُﻮﺱُ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻧَﺰَّﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻰ
ﻣُﻮﺳَﻰ ﻳَﺎ ﻟَﻴْﺘَﻨِﻲ ﻓِﻴﻬَﺎ ﺟَﺬَﻋًﺎ ﻟَﻴْﺘَﻨِﻲ ﺃَﻛُﻮﻥُ ﺣَﻴًّﺎ ﺇِﺫْ
ﻳُﺨْﺮِﺟُﻚَ ﻗَﻮْﻣُﻚَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺃَﻭَﻣُﺨْﺮِﺟِﻲَّ ﻫُﻢْ ﻗَﺎﻝَ ﻧَﻌَﻢْ ﻟَﻢْ ﻳَﺄْﺕِ ﺭَﺟُﻞٌ ﻗَﻂُّ
ﺑِﻤِﺜْﻞِ ﻣَﺎ ﺟِﺌْﺖَ ﺑِﻪِ ﺇِﻟَّﺎ ﻋُﻮﺩِﻱَ ﻭَﺇِﻥْ ﻳُﺪْﺭِﻛْﻨِﻲ ﻳَﻮْﻣُﻚَ
ﺃَﻧْﺼُﺮْﻙَ ﻧَﺼْﺮًﺍ ﻣُﺆَﺯَّﺭًﺍ ﺛُﻢَّ ﻟَﻢْ ﻳَﻨْﺸَﺐْ ﻭَﺭَﻗَﺔُ ﺃَﻥْ ﺗُﻮُﻓِّﻲَ
ﻭَﻓَﺘَﺮَ ﺍﻟْﻮَﺣْﻲُ
ﻗَﺎﻝَ ﺍﺑْﻦُ ﺷِﻬَﺎﺏٍ ﻭَﺃَﺧْﺒَﺮَﻧِﻲ ﺃَﺑُﻮ ﺳَﻠَﻤَﺔَ ﺑْﻦُ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ
ﺃَﻥَّ ﺟَﺎﺑِﺮَ ﺑْﻦَ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺍﻟْﺄَﻧْﺼَﺎﺭِﻱَّ ﻗَﺎﻝَ ﻭَﻫُﻮَ ﻳُﺤَﺪِّﺙُ
ﻋَﻦْ ﻓَﺘْﺮَﺓِ ﺍﻟْﻮَﺣْﻲِ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻓِﻲ ﺣَﺪِﻳﺜِﻪِ ﺑَﻴْﻨَﺎ ﺃَﻧَﺎ ﺃَﻣْﺸِﻲ ﺇِﺫْ
ﺳَﻤِﻌْﺖُ ﺻَﻮْﺗًﺎ ﻣِﻦْ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ ﻓَﺮَﻓَﻌْﺖُ ﺑَﺼَﺮِﻱ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺍﻟْﻤَﻠَﻚُ
ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺟَﺎﺀَﻧِﻲ ﺑِﺤِﺮَﺍﺀٍ ﺟَﺎﻟِﺲٌ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﺮْﺳِﻲٍّ ﺑَﻴْﻦَ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ
ﻭَﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﻓَﺮُﻋِﺒْﺖُ ﻣِﻨْﻪُ ﻓَﺮَﺟَﻌْﺖُ ﻓَﻘُﻠْﺖُ ﺯَﻣِّﻠُﻮﻧِﻲ ﺯَﻣِّﻠُﻮﻧِﻲ
ﻓَﺄَﻧْﺰَﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ
{ ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟْﻤُﺪَّﺛِّﺮُ ﻗُﻢْ ﻓَﺄَﻧْﺬِﺭْ ﺇِﻟَﻰ ﻗَﻮْﻟِﻪِ ﻭَﺍﻟﺮُّﺟْﺰَ
ﻓَﺎﻫْﺠُﺮْ }
ﻓَﺤَﻤِﻲَ ﺍﻟْﻮَﺣْﻲُ ﻭَﺗَﺘَﺎﺑَﻊَ ﺗَﺎﺑَﻌَﻪُ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺑْﻦُ ﻳُﻮﺳُﻒَ
ﻭَﺃَﺑُﻮ ﺻَﺎﻟِﺢٍ ﻭَﺗَﺎﺑَﻌَﻪُ ﻫِﻠَﺎﻝُ ﺑْﻦُ ﺭَﺩَّﺍﺩٍ ﻋَﻦْ ﺍﻟﺰُّﻫْﺮِﻱِّ ﻭَﻗَﺎﻝَ
ﻳُﻮﻧُﺲُ ﻭَﻣَﻌْﻤَﺮٌ ﺑَﻮَﺍﺩِﺭُﻩُ
(3) Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair berkata, Telah
menceritakan kepada kami dari Al Laits dari 'Uqail dari Ibnu Syihab
dari 'Urwah bin Az Zubair dari Aisyah -Ibu Kaum Mu'minin-, bahwasanya
dia berkata: "Permulaaan wahyu yang datang kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam adalah dengan mimpi yang benar dalam tidur. Dan tidaklah
Beliau bermimpi kecuali datang seperti cahaya subuh. Kemudian Beliau
dianugerahi kecintaan untuk menyendiri, lalu Beliau memilih gua Hiro dan
bertahannuts yaitu 'ibadah di malam hari dalam beberapa waktu lamanya
sebelum kemudian kembali kepada keluarganya guna mempersiapkan bekal untuk
bertahannuts kembali. Kemudian Beliau menemui Khadijah mempersiapkan bekal.
Sampai akhirnya datang Al Haq saat Beliau di gua Hiro, Malaikat datang
seraya berkata: "Bacalah?" Beliau menjawab: "Aku tidak bisa baca". Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan: Maka Malaikat itu memegangku dan
memelukku sangat kuat kemudian melepaskanku dan berkata lagi: "Bacalah!"
Beliau menjawab: "Aku tidak bisa baca". Maka Malaikat itu memegangku dan
memelukku sangat kuat kemudian melepaskanku dan berkata lagi: "Bacalah!".
Beliau menjawab: "Aku tidak bisa baca". Malaikat itu memegangku kembali dan
memelukku untuk ketiga kalinya dengan sangat kuat lalu melepaskanku, dan
berkata lagi: (Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia
Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Maha Pemurah)." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kembali kepada
keluarganya dengan membawa kalimat wahyu tadi dalam keadaan gelisah. Beliau
menemui Khadijah binti Khawailidh seraya berkata: "Selimuti aku, selimuti
aku!". Beliau pun diselimuti hingga hilang ketakutannya. Lalu Beliau
menceritakan peristiwa yang terjadi kepada Khadijah: "Aku mengkhawatirkan
diriku". Maka Khadijah berkata: "Demi Allah, Allah tidak akan
mencelakakanmu selamanya, karena engkau adalah orang yang menyambung
silaturrahim." Khadijah kemudian mengajak Beliau untuk bertemu dengan
Waroqoh bin Naufal bin Asad bin Abdul 'Uzza, putra paman Khadijah, yang
beragama Nasrani di masa Jahiliyyah, dia juga menulis buku dalam bahasa
Ibrani, juga menulis Kitab Injil dalam Bahasa Ibrani dengan izin Allah.
Saat itu Waroqoh sudah tua dan matanya buta. Khadijah berkata: "Wahai putra
pamanku, dengarkanlah apa yang akan disampaikan oleh putra saudaramu ini".
Waroqoh berkata: "Wahai putra saudaraku, apa yang sudah kamu alami". Maka
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menuturkan peristiwa yang
dialaminya. Waroqoh berkata: "Ini adalah Namus, seperti yang pernah Allah
turunkan kepada Musa. Duhai seandainya aku masih muda dan aku masih hidup
saat kamu nanti diusir oleh kaummu". Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bertanya: "Apakah aku akan diusir mereka?" Waroqoh menjawab: "Iya.
Karena tidak ada satu orang pun yang datang dengan membawa seperti apa yang
kamu bawa ini kecuali akan disakiti (dimusuhi). Seandainya aku ada saat
kejadian itu, pasti aku akan menolongmu dengan sekemampuanku". Waroqoh
tidak mengalami peristiwa yang diyakininya tersebut karena lebih dahulu
meninggal dunia pada masa fatroh (kekosongan) wahyu. Ibnu Syihab berkata;
telah mengabarkan kepadaku Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa Jabir bin
Abdullah Al Anshari bertutur tentang kekosongan wahyu, sebagaimana yang
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ceritakan: "Ketika sedang berjalan
aku mendengar suara dari langit, aku memandang ke arahnya dan ternyata
Malaikat yang pernah datang kepadaku di gua Hiro, duduk di atas kursi
antara langit dan bumi. Aku pun ketakutan dan pulang, dan berkata:
"Selimuti aku. Selimuti aku". Maka Allah Ta'ala menurunkan wahyu: (Wahai
orang yang berselimut) sampai firman Allah (dan berhala-berhala
tinggalkanlah). Sejak saat itu wahyu terus turun berkesinambungan." Hadits
ini juga diriwayatkan oleh Abdullah bin Yusuf dan Abu Shalih juga oleh
Hilal bin Raddad dari Az Zuhri . Dan Yunus berkata; dan Ma'mar
menyepakati bahwa dia mendapatkannya dari Az Zuhri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar